ZONALITERASI.ID – Tim peneliti Universitas Padjadjaran (Unpad) membuat proyek Rumah Wisata Manggis di Desa Parakanmanggu, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran. Rumah Wisata Manggis tersebut dibuat untuk menjadi pusat produksi buah manggis.
“Proyek ini rencananya akan berjalan selama minimal tiga tahun melalui dukungan pendanaan dari Pemkab Pangandaran. Ini masih dalam proses koordinasi antara Unpad dan Pemkab Pangandaran,” kata Ketua Tim Peneliti, Prof. apt. Muchtaridi, Ph.D., dilansir dari laman Unpad, Kamis, 24 Agustus 2023.
Guru Besar Fakultas Farmasi Unpad ini berharap, dengan adanya proyek ini petani dapat meningkatkan penghasilan. Tak cuma itu, dia juga berharap proyek ini dapat membantu kesejahteraan ekonomi dan memunculkan potensi komoditas buah manggis Desa Parakanmanggu di tingkat nasional.
“Ke depannya jelas, dengan diseminasi teknologi Unpad, kesejahteraan ekonomi Desa Parakanmanggu dapat terbantu dan potensi yang ada di Parakanmanggu bisa muncul secara nasional dan bisa bersaing secara nasional,” tuturnya.
Cocok untuk Tanaman Tropis
Menurut Prof. Muchtaridi, pemilihan lokasi dilakukan dengan pertimbangan bahwa Pangandaran adalah tempat wisata bahari yang cocok untuk ditanami buah tropis, termasuk manggis. Manggis dijadikan fokus utama dalam penelitian ini karena bisa dijadikan obat herbal dan memiliki banyak khasiat yang dapat dimanfaatkan.
“Tim memilih Desa Parakanmanggu sebagai lokasi utama untuk pembangunan proyek sebagai penghasil komoditas buah manggis terbesar. Proyek ini dimulai dari tahun 2022 dengan mengirimkan mahasiswa yang sedang menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ke Pangandaran untuk melakukan survei data yang dibutuhkan,” ujarnya.
Dia menyebutkan, data yang didapat oleh mahasiswa KKN Unpad menunjukkan, produksi manggis masih dianggap kurang memuaskan. Selama ini, kualitas buah manggis dianggap kurang bagus, sehingga petani terpaksa untuk menjual hasil panen dengan harga yang murah.
Selanjutnya, tim kelompok pertanian yang dipimpin Dosen Fakultas Pertanian Unpad Dr. Ir. Nursuhud Suwali, DEA, menganalisis data yang sudah dihimpun sebelumnya dan menemukan solusi dengan memberikan pemahaman untuk meningkatkan produksi buah manggis bagi para petani.
“Peneliti Universitas Padjadjaran memiliki solusi bahwa buah manggis lebih baik diolah dan bisa dimanfaatkan menjadi bahan baku ekstrak atau produk lain, seperti pewarna, obat, dan makanan,” kata Prof. Muchtaridi.
Dikatakannya, pertimbangan lain yang membuat tim memberikan solusi tersebut adalah musim panen manggis yang sangat bergantung kepada cuaca. Solusi ini diharapkan agar petani tetap mempunyai penghasilan dari produk-produk yang dihasilkan meskipun sedang tidak masuk musim panen.
“Bagaimana caranya petani ketika tidak musim tetap mendapat penghasilan? Caranya adalah dengan menjual olahan manggis yang tadinya mau dijual murah atau dibuang,” terangnya.
Jalin Kesepakatan
Prof. Muchtaridi mengungkapkan, realisasi solusi tersebut dilakukan dengan mengontak kepala desa, ketua Bumdes, dan pihak kecamatan untuk menjalin kesepakatan membangun pusat bahan baku ekstrak buah manggis di Desa Parakanmanggu.
Tim Peneliti juga mengontak Dinas Pertanian mengenai rencana tersebut dan Pemerintah Daerah untuk meminta dukungan dan fasilitasi pembangunan Rumah Wisata Manggis.
“Universitas Padjadjaran akan menyediakan alat-alat yang dibutuhkan untuk produksi dan juga orang-orang yang ahli di bidangnya berbentuk tim beranggotakan dosen-dosen dari berbagai fakultas,” kata Prof. Muchtaridi.
Dia menambahkan, alat-alat yang dibutuhkan untuk produksi akan datang pada akhir Agustus 2023. Alat ini dibuat oleh tim dalam bentuk oven, pencacah kulit, pengering, dan penyerbuk
Setelah alat didatangkan, masyarakat akan diberikan penyuluhan untuk mengetahui cara mengoperasikan mesin-mesin tersebut yang nantinya akan didatangkan lagi secara lebih lengkap.
“Mesin-mesin tersebut rencananya dapat memproduksi berbagai olahan yang bisa dijual di Rumah Wisata Manggis dan dikelola oleh Bumdes Desa Parakanmanggu,” pungkas Prof. Muchtaridi.
Sementara Kepala Bumdes Desa Parakanmanggu, Ikin Sodikin, menggatakan, pihak desa sudah menyediakan lahannya dan masih menunggu koordinasi selanjutnya dari para pemangku kepentingan untuk pembangunan infrastruktur yang akan digunakan untuk produksi buah manggis nantinya. (des)***