ZONALITERASI.ID – Santri Pondok Pesantren Sukamiskin mengikuti ‘Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat untuk Pemilu 2024’. Kegiatan yang diselenggarakan oleh PPK Arcamanik dan PPS se-Kecamatan Arcamanik ini berlangsung di Pondok Pesantren Sukamiskin Bandung, pada Rabu, 14 Juni 2023.
Ketua PPK Arcamanik, Ahid Ilham Zulfiqar yang biasa disapa Kang Iid, mengungkapkan, kegiatan ini sesuai dengan Peratuan KPU Nomor 10 Tahun 2018 tentang Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum. Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah memberikan pemahaman akan pentingnya partisipasi politik masyarakat pesantren khususnya santri sebagai pemilih pemula dalam pemilu untuk mewujudkan demokrasi yang substansial di Indonesia khususnya di Kecamatan Arcamanik Kota Bandung.
“Harapannya kegiatan ini mampu mendorong kebijakan terhadap adanya upaya peningkatan kualitas partisipasi politik masyarakat pesantren dan pemilih pemula dalam pemilu tahun 2024,” katanya.
Wakil dari pesantren, Ami, menyambut baik kegiatan ini. Pihaknya sangat berterima kasih kepada jajaran KPU Kota Bandung dan PPK Arcamanik yang memberikan sosialisasi Pemilu tahun 2024 ini kepada para santri.
“Semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan tambahan untuk para santri tentang kepemiluan,” ujarnya.
Sementara Ketua Panwas Kecamatan Arcamanik, Rully Nova Salsabila, mengapresiasi kegiatan ini sebagai usaha meningkatkan partisipasi politik pemilih pemula di kalangan pesantren.
“Kami sebagai bagian dari penyelenggara pemilu di tingkat Kecamatan Arcamanik, sangat mendukung kegiatan ini, karena pemilih pemula ini biasanya pemilih yang kritis. Ini bisa membantu kami dalam pengawasan penyelenggaraan pemilu,” ucap Rully.
Ketua KPU Kota Bandung, Suharti, mengingatkan pentingnya partisipasi politik, terutama pemilih pemula dalam berdemokrasi. Perempuan yang disapa Teh Harti ini mengatakan, pada Pemilu serentak 2024, diprediksi jumlah pemilih pemula akan mengalami peningkatan.
“Berdasarkan data dari KPU pada Pemilu sebelumnya, jumlah pemilih pemula sudah mencapai 70 hingga 80 juta jiwa dari total 193 juta pemilih. Artinya, 35 hingga 40 persen pemilih pemula sudah mempunyai kekuatan dan memiliki pengaruh besar terhadap hasil Pemilu. Sudah barang tentu, hal itu juga bakal mempengaruhi kualitas demokrasi Indonesia ke depannya,” tutur Teh Harti.
Pada kesempatan sama narasumber utama kegiatan ini, Kadiv Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat KPU Kota Bandung, Ahmad Nur Hidayat, memaparkan, setiap pihak termasuk masyarakat dan pemilih pemula, mesti sadar akan Pemilu yang berintegritas, mulai dari proses hingga keputusan hasilnya. Idealnya sebuah pelaksanaan Pemilu bakal menghasilkan wakil rakyat, Presiden dan Wakil Presiden yang amanah dan berpengaruh terhadap keberlangsungan penyelenggaraan negara dan masyarakat. Hal itu sesuai dengan cita-cita demokrasi yang tertuang dalam Undang-undang Dasar Negara RI Tahun 1945.
“Apalagi, pemilih pemula merupakan bagian dari generasi penerus bangsa yang akan menjaga keutuhan dan kedaulatan negara,” terangnya. (dan)***