Ini Konsep Revolusioner Pengembangan Literasi dari Kepala Perpusnas

8a6523d6129636aa61596fd3cfb426be 800x400 1
Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando. Ia mengatakan, Perpusnas akan mengangkat tema besar pada tahun 2022, yaitu Perpusnas Goes Digital 2022: To Build Digital Library Ecosystem, (Foto: Mediaindonesia.com).

ZONALITERASI.ID – Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Muhammad Syarif Bando, mengatakan, Perpusnas memiliki konsep revolusioner dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia (SDM) berdaya saing.

Menurut Syarif, peran perpustakaan dalam membentuk manusia yang unggul bersumber pada kedalaman pengetahuan yang dimiliki atau literasi. Tak hanya menguatkan literasi baca namun juga menjadi motor penggerak masyarakat dalam membangkitkan kembali ekonomi, terutama di masa pandemi ini.

Literasi yang diperoleh dari keaktifan membaca, lanjutnya, bukan teks namun sudah mampu memahami konteks. Kualitas intelektual yang dapat dengan mudah menemukan ide-ide, gagasan atau kreativitas ataupun inovasi baru yang berujung pada kemampuan menciptakan barang dan jasa yang bermanfaat bagi khalayak luas.

“SDM yang unggul dan berdaya saing adalah keberhasilan dari produk literasi sehingga seseorang bisa menciptakan lapangan kerja sendiri dan meminimalisir penggangguran,” kata Syarif melalui rilis resmi, Senin (21/12/2020).

Kata Syarif, ke depan layanan Perpusnas berbasis inklusi sosial akan masuk dalam ranah aktivitas transformasi pengetahuan (transfer knowledge), seperti pelatihan, tutorial, dan pendampingan kegiatan bernilai ekonomis yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat.

“Ilmu-ilmu yang ada di perpustakaan kami bagikan kepada masyarakat luas, termasuk masyarakat yang termajinalkan yang selama ini merasa tak lagi mendapat hak pendidikan karena masalah sosial dan ekonominya,” ujarnya.

Syarif menjelaskan, melalui konsep itu, Perpusnas akan memberikan pendampingan pilihan ekonomi masyarakat yang dikehendaki. Pihaknya lalu akan mencarikan informasi agar bisa dipraktekkan hingga mampu mendongkrak usaha mikro sekelas home industry.

“Mereka bisa bangkit dengan mengembangkan usaha sendiri. Jadi kita ajari yang tak sekadar baca, tapi bisa bertransformasi dan membuka usaha. Misal, baik itu mulai suplier ikan lele, bebek, pengolahan kopi, dan lainnya yang berasal dari alam, maupun buatan,” ungkapnya.

Direktur Agama, Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas, Amich Alhumami, mengatakan program literasi berbasis inklusi sosial yang melibatkan semua kelompok masyarakat atau komunitas berguna bagi yang perekonomian terdampak pandemi Covid-19.

“Mereka yang peduli akan literasi dan mau berubah akhirnya mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensi dengan menggali hal-hal penting akses ke sumber ilmu pengetahuan yang relevan sebagai upaya pemulihan ekonomi di masa covid-19 ini,” jelasnya.

Dengan adanya pendampingan Perpusnas dan difasilitasi informasi yang akurat dan pelatihan yang berbasis inklusi sosial diharapkan akan mampu menciptakan SDM unggul, berkualitas dan berdaya saing.

“Literasi dan transformasi layanan berbasis inklusi sosial masuk pada prioritas nasional SDM yang bernilai dan menjadi bagian yang melekat pada masyarakat,” ujar Amich.

“Fokus konsentrasi ini harus terus ditumbuhkan sehingga kita bisa bangkit dari pandemi ini sekaligus meningkatkan literasi sehingga pada akhirnya juga meningkatkan kesejahteraan kehidupan,” tutupnya. (des)***

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *