Mengkaji Islam lewat Milenial Smart Tren Ramadan Virtual

disdik jabar 980x400 1
Disdik Jabar meluncurkan program Milenial Smart Tren Ramadan Virtual, Jumat (16/4/2021), (Foto: Humas Disdik Jabar).

ZONALITERASI.ID – Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat meluncurkan program Milenial Smart Tren Ramadan Virtual, Jumat (16/4/2021).

Wakil Gubernur (Wagub) Jabar, Uu Ruzhanul Ulum meresmikan program tersebut secara virtual di Gedung Sate, Jln. Diponegoro 22, Bandung.

Kadisdik Jabar, Dedi Supandi, mengatakan, program yang dilaksanakan mulai 16 April hingga 11 Mei 2021 ini akan diisi berbagai kegiatan. Mulai dari Ngobrol Pendidikan Islam (Ngopi), Kajian Islam di Sekolah (KIDS), menulis mushaf Al-Qur’an hingga Buka Bersama On The Screen (BUBOS).

“Dalam menyelenggarakan program ini, Disdik Jabar berolaborasi dengan Jabar Bergerak, Ikatan Remaja Masjid Jabar, Yayasan Nalingga Sabumi, dan Komunitas Cinta Indonesia,” kata Kadisdik.

Ia mengungkapkan, program Smart Tren bertujuan menumbuhkan budi pekerti untuk membentuk siswa yang mutakin.

“Menjadi mutakin harus memiliki 3T, yakni taklim (pembelajar), ta’dib (pembiasaan), dan takzim (santun),” tutur Kadisdik.

Rantang Cinta

Salah satu kegiatan dalam Milenial Smart Tren Ramadan Virtual yaitu “Rantang Cinta dari Siswa”.

“Seluruh siswa akan diajak berbagi makanan berbuka puasa kepada yang membutuhkan untuk menumbuhkan sifat peduli,” tutur Kadisdik.

Selain untuk siswa, rangkaian kegiatan ini juga diperuntukkan bagi guru melalui program “Sapa Bataru”.
Nantinya, seluruh guru di perumahan Bataru akan mengadakan buka bersama di halaman rumah dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

“Kita dari Disdik akan melihat melalui drone dan menyapa langsung dari sini,” tambahnya.

Apresiasi dari Wagub

Wagub Jabar, Uu Ruzhanul Ulum, mengapresiasi Disdik Jabar yang berinisiatif menggelar program tersebut.

“Ini menunjukkan visi yang kita bawa adalah sama. Yaitu, mewujudkan Jabar yang bukan hanya juara lahir, tapi juga juara batin,” ucapnya.

Ia menegaskan, kewajiban pemerintah bukan hanya memenuhi pendidikan yang sifatnya duniawi, tetapi juga pendidikan yang bersifat ukhrawi.

“Sebab, dalam tujuan pendidikan nasional pun, pendidikan bukan hanya mencerdaskan kehidupan bangsa, tapi juga meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik,” imbuhnya. (haf)***