Bak di Eropa, Anak-anak Kampung Literasi Cisontrol Ciamis Gunakan Bahasa Inggris

FOTO NG 4
Anak-anak di Kampung Literasi di Desa Cisontrol, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, tengah belajar bahasa Inggris, (Foto: Istimewa).

ZONALITERASI.ID Ada sesuatu yang menarik diungkap di Desa Cisontrol, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis. Di desa yang berjarak sekitar 40 kilometer dari Ciamis kota ini, terdapat kawasan bernama Kampung Literasi.

Bukan sembarang kampung. Anak-anak di desa ini biasa berkomunikasi dengan bahasa Inggris, bak anak-anak di Eropa.

Tentunya terkondisikannya kebiasaan itu tak muncul begitu saja.

Semula, Kampung Literasi itu hanya sebuah program amal berbasis pemberdayaan masyarakat. Program itu digagas Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Padjajaran‎ (Unpad), Prof. Dr. Dadang Suganda, M. Hum..

Mantan Dekan FIB Unpad yang berasal dari Cisontrol, Rancah ini menuturkan, gagasan menghadirkan Kampung Literasi di tanah kelahirannya dipicu mimpinya menghadirkan desa yang serbaguna dan tak ketinggalan ‎zaman.

Untuk langkah awal, Prof. Dadang mencoba memajukan pada bidang bahasa dahulu.

“Pak Gubernur Ridwan Kamil merencanakan adanya digital village. Tentunya, itu perlu faktor pendukung utama yaitu kemampuan berbahasa Inggris,” kata akademisi yang kini menjabat Rektor Universitas Widyatama Bandung ini, kepada Zonaliterasi.id, beberapa waktu lalu.

Kendati sempat diremehkan oleh warga sekitar, namun Prof. Dadang melangkah terus merealisasikan gagasannya. Dirinya tak henti mengomunikasikan program itu kepada masyarakat.

“Akhirnya warga Cisontrol menerima program yang kami ajukan. Kami gunakan garasi-garasi yang tidak terpakai sebagai ruang kelasnya. Sementara untuk guru-gurunya kami kerja samakan dengan Universitas Galuh Ciamis. Hasilnya amat memuaskan, hanya dalam dua bulan saja warga dari tingkat SD, SMP maupun SMA mampu melakukan percakapan bahasa Inggris,” ujarnya.

Disebutkannya, untuk gelombang pertama pelajar yang mendaftarkan diri sebanyak 163 orang. Namun, setelah program berjalan, siswa yang tersisa mengikuti pengajaran Bahasa Inggris berjumlah 93 orang.

Kata Prof. Dadang, angkatan pertama selesai pada Agustus 2019. Adapun angkatan kedua yang diselenggarakan pada November 2019 diikuti 180 peserta.

“Besarnya animo siswa mengikuti program pengajaran bahasa Inggris menggambarkan bahwa masyarakat mulai merasakan pentingnya pelajaran bahasa Inggris,” katanya.

Tak berhenti di situ, Prof. Dadang akan mengembangkan aplikasi tersendiri bagi Kampung Literasi ini. Melalui aplikasi itu, keinginan untuk mempermudah koneksi masyarakat ke dunia luar dapat diwujudkan.

“Aplikasi di android maupun IOS sekarang kan banyak yang menggunakan bahasa Inggris. Tentunya dengan begitu kursus bahasa Inggris ini jadi amat diperlukan. Ke depan, saya menginginkan ada aplikasi khusus. Namun, untuk sementara akan mencoba memaksimalkan aplikasi yang ada terlebih dahulu,” katanya.

Selain Kampung Literasi di Desa Cisontrol, Prof. Dadang juga akan mengkoneksikan dua desa lainnya.

Dua desa itu yakni Desa/Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis yang memiliki situs purbakala dan Kampung Kuta, kampung adat di Desa Karangpaningal, Kecamatan Tambaksari.

Kecamatan Tambaksari sendiri bertetanggaan dan berbatasan langsung dengan Desa Cisontrol.

Diketahui, Desa Tambaksari memiliki situs purbakala. Di daerah itu antara lain terdapat satu-satunya fosil bagian tubuh manusia yang ditemukan di Tanah Sunda. Usia fosil berupa sepotong gigi seri manusia purba itu diperkirakan lebih tua dari temuan serupa di Sangiran dan Trinil.

Sementara Kampung Kuta, Desa Karangpaningal, merupakan kampung adat yang sakral dan masih banyak pantangan.

“Dua desa itu akan kita buat jadi desa yang semuanya terhubung secara digital. Pengunjung yang datang akan menikmati wisata yang beragam dan tidak membosankan‎,” pungkas Prof. Dadang. (dede suherlan)***

Respon (164)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *