Sentil Merdeka Intelektual di ‘We Care We Speak’, Guru Gembul: Itu Mustahil!

guru gembul
Seminar dan diskusi publik vol. 1 bertajuk “Merdeka Intelektual” dengan tema “Anak Muda Ngerti Politik”, diselenggarakan di Graha Pos Indonesia, Jalan Banda, Bandung, Kamis, 27 Juli 2023. Kegiatan ini digelar oleh We Care We Speak, (Foto: Agni Fristy/Zonaliterasi.id)

ZONALITERASI.ID – Guru Gembul, youtuber yang kerap berbicara seputar persoalan pendidikan, menyentil frasa merdeka intelektual. Dia lebih suka memilih frasa kemandirian intelektual.

Dia melambungkan kritikan itu pada seminar dan diskusi publik vol. 1 bertajuk “Merdeka Intelektual” dengan tema “Anak Muda Ngerti Politik”, di Graha Pos Indonesia, Jalan Banda, Bandung, Kamis, 27 Juli 2023. Kegiatan ini digelar oleh We Care We Speak.

“Saya tidak setuju dengan tajuk acara ini. Berpikir secara merdeka intelektual itu adalah suatu hal yang mustahil,” katanya.

Dalam acara yang dimoderatori Dikki Akhmar ini selanjutnya Guru Gembul mengungkapkan, mustahil secara absolut jika seseorang mengatakan bisa berpikir secara mandiri intelektual.

“Yang bisa kita capai itu adalah kemandirian intelektual dalam dimensi relatif, bergantung pada kepercayaan dan pengetahuan,” katanya.

Pada kesempatan sama, pengamat politik, Rocky Gerung, menuturkan, saat ini Indonesia sedang mengalami krisis intelektual.

“Kita krisis intelektual. Data atau pengetahuan bukanlah penyelesaian intelektual, itu penyelesaian rasional. Bedanya, penyelesaian rasional tidak memerlukan konsekuensi etis, sedangkan penyelesaian intelektual memerlukan,” tuturnya.

“Dengan adanya acara ini, saya percaya bahwa, di ruangan ini akan ada kesempatan bagi kita untuk menghidupkan kembali akal sehat dan kemampuan intelektual masyarakat Indonesia. Kita ada di sini untuk mengembalikan Indonesia yang berpikir, jadikan Bandung lautan pikiran,” pungkas Rocky Gerung.

Sementara anggota DPR RI, Sodik Mujahid, menuturkan, minat anak muda Indonesia untuk terlibat dalam dunia politik sangat minim.

“Sangat disayangkan, kini hanya sedikit anak muda Indonesia yang ingin menjadi politisi. Ini terjadi karena para anak muda hanya melihat berita-berita negatif saja dari para politisi di Indonesia,” tuturnya.

Sodik menyoroti, ketakutan diri sendiri menjadi hambatan bagi anak muda untuk berpikir secara bebas, hingga menyebabkan mereka cenderung apatis terhadap politik.

“Untuk para anak muda, ingat, kalian adalah para pemimpin masa depan. Indonesia akan maju dengan pola pikir yang kritis, ilmiah, merdeka, dan bebas dalam mengambil keputusan,” tegasnya.

Dahulukan Care

Sementara Ketua Pelaksana seminar dan diskusi “Merdeka Intelektual”, Mochamad Ghany Ramdhany, menuturkan, latar belakang filosofis penamaan “We Care We Speak” diambil dari sabda Nabi Muhammad SAW yang mengajarkan kita untuk mengubah suatu masalah dengan tangan (aksi) ataupun berbicara.

“Namun, tanpa kepedulian, kita tidak akan mampu untuk berbicara dalam mengubah suatu masalah. Karena itulah ‘care’ didahulukan, lalu ‘speak’. Saya berharap, teman-teman dapat memperoleh ilmu dan pemahaman yang berharga dari keseluruhan acara ini, dan nantikan aktualisasi-aktualisasi dari We Care We Speak selanjutnya,” tambah Ghany.

Seminar dan diskusi publik “Merdeka Intelektual” dihadiri oleh para pelajar, mahasiswa/i, aktivis, influencer, dan masyarakat umum dari berbagai daerah. Acara ini diselenggarakan sebagai salah satu program dari Langkah Nyata yang membahas mengenai isu politik, sosial, pendidikan, dan ekonomi. (agni fristy)***

 

Respon (146)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *