ZONALITERASI.ID – Teknologi internet berdampak secara signifikan dalam aktivitas keseharian masyarakat. Hal ini ditandai dengan semakin masifnya pemanfaatan internet untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat. Salah satunya berkaitan dengan penguatan nilai-nilai spiritualitas agama.
Untuk menguatkan ekosistem dakwah digital, Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Sunan Gunung Djati Bandung menyelenggarakan Konferensi Dakwah dan Media Islam bertajuk “Prospek Dakwah Digital di Era Pandemi: Peluang, Tantangan dan Dinamika”. Konferensi dilaksanakan secara virtual melalui aplikasi zoom meeting, Selasa (30/11/2021).
Dekan FDK UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Dr. H. Ahmad Sarbini, M.Ag. dalam welcoming speech-nya menyampaikan, agenda konferensi merupakan momentum untuk mematangkan kajian ilmu dakwah. Hal ini berkaitan dengan tren penggunaan media internet sebagai ruang transmisi pesan-pesan keislaman.
“Jangan ada sejengkalpun yang luput dari kajian ilmu dakwah, termasuk berkaitan dengan dakwah digital. Sebagai umat Islam kita mesti cekatan memanfaatkan teknologi digital untuk diseminasi pesan-pesan positif, terutama pesan Islam,” ungkapnya.
Sarbini menambahkan, keberadaan FDK UIN Bandung yang di dalamnya melahirkan akademisi, praktisi, dan kader-kader dakwah harus memberikan dampak signifikan dalam kehidupan masyarakat.
“Karenanya, kita mesti siap mengkaji berbagai aspek yang berkaitan dengan kehidupan keseharian umat. Dalam hal ini ruang virtual adalah prospek dakwah Islam yang harus dipikirkan secara matang melalui penyiapan SDM dan infrastruktur dakwah digital,” ujarnya.
Wakil Dekan Bidang Akademik sekaligus Ketua Panitia Acara, Dr. H. Enjang, A.S., M.Si., M.Ag. dalam pengantar konferensi menyampaikan, era disrupsi ditandai dengan banjirnya informasi di ruang virtual. Hal ini mengantarkan pada adanya transformasi kehidupan menjadi serbadigital dalam aktivitas keseharian manusia.
“Teknologi digital menawarkan cara-cara baru dalam membangun relasi dan interaksi manusia. Dalam perspektif agama, fenomena ini membangun model dan budaya dalam pelaksanaan dakwah Islam,” tuturnya.
Selain itu, kata Enjang, ruang virtual bersifat tidak terbatas. Pembatasan secara fisik dan waktu menjadi tidak berlaku. Sehingga memberikan peluang besar dalam diseminasi dakwah Islam.
“Kita semua sebagai akademisi dan praktisi dakwah harus memiliki keterampilan dalam beradaptasi dengan teknologi terbarukan,” pungkasnya.
Konferensi diikuti oleh 1.000 peserta yang terdiri dari akademisi, praktisi, mahasiswa, dan masyarakat umum dari seluruh Indonesia.
Hadir sebagai pemateri pada sesi pertama adalah Prof. Etin Anwar, MA, Ph. D.; Prof Dr. KH. Dindin Solahudin, M.A.; dan Prof. Dr. H. Asep Saeful Muhtadi, M.A.. Sesi pertama membahas mengenai konstruksi dakwah digital dalam berbagai konteks. Sesi ini dipandu oleh Acep Muslim, S.Sos., MGMC.
Sementara itu, sesi kedua menghadirkan empat narasumber yakni Dr. Pitoyo, SS., M.I.Kom.; Dr. Mahi M. Hikmat, M.Si.; Dr. Moch. Fakhruroji, M.Ag.; dan Irfan Junaidi. Pada sesi ini membahas tinjauan dakwah digital dari perspektif regulasi, lembaga, budaya, dan praktik. Sesi kedua dipandu oleh Ridwan Rustandi, M.Sos.
Konferensi ini diharapkan memberikan sumbangsih dalam perkembangan kajian dan praktik dakwah Islam yang selaras dan merepresentasikan wajah Islam di ruang virtual. (des)***